Minggu, 19 Maret 2017

I Swear, You Deserve This Product

Baik, setelah sebelumnya Yasmin telah memaparkan apa yang Yasmin dapatkan saat workshop tentang bagaimana cara-cara men-desain sebuah bisnis dengan terobosan2 baru. Maka setelah ini Yasmin aku mencoba sendiri bagaimana men-desain sebuah bisnis tentunya versi yasmin sendiri mengikuti step-step yang telah dijelaskan sebelumnya.

oke kita mulai. Berlatar belakang dari sebuah permasalahan yang ada disekitar kita mengenai  (yang jelas memang Yasmin ingin concern dan merasa tertarik untuk menyelesaikannya adalah) masih banyak tertancap dalam mindset kita sebagai pribumi sejak zaman dahulu kala bahwa hidup akan lebih terjamin jika kita menjadi seorang abdi negara. Gaji teratur, bahkan hingga setelah pensiun. Tak ada yang salah dengan mindset tersebut. Namun ya yang masih perlu diubah adalah zaman terus berubah seiring berjalannya waktu. Tidak bisa kita terus memakai mindset lama untuk menjadi maju lebih terdepan dari yang lainnya. Katanya ingin bermanfaat bagi banyak orang....

Maka dari itu Yasmin berpikir bahwa mindset kita yang biasanya hanya ingin menjadi seorang pegawai harus diubah menjadi pemilik kapal pesiar. Dari hanya kuli bangunan, menjadi pemilik perusahaan. Dengan apa? Berbisnis tentunya. Mulailah berbisnis. Namun memang banyak dari kita, bahkan termasuk Yasmin suka bingung memulai bisnis darimana. Tanpa tau ini nanti step-stepnya seperti apa, setelah ini saya harus bagaimana, ketika ada permasalahan seperti ini saya menyelesaikannya bagaimana.


Tercetuslah, Yasmin ingin bisa membuat sebuah aplikasi yang menghubungkan antara pemuda-pemuda yang memiliki ide bisnis yang bagus kemudia ditemukan dengan mentor-mentor atau coach-coach baik nan hebat yang siap membantu si pemuda ini untuk mewujudkan ide bisnisnya agar ia tak salah melangkah dan selalu mendapatkan bimbingan mengenai bisnis dan bagaimana cara memulainya. Hal ini tentunya nanti juga akan membentuk sebuah komunitas berisi pemuda-pemuda yang telah sukses membuat bisnisnya dan akhirnya bisa saling mensupport bisnis yang lainnya atau bahkan menjadi coach untuk generasi selanjutnya.


Sebelum lebih jauh lagi, Yasmin melihat dahulu ke samping-samping, bahwa sebenarnya telah banyak sekali kursus2 atau privat bisnis untuk coaching bisnis yang sudah ada. Kemudian Yasmin buatlah pembanding positif dan negatif dari produk yang sudah ada dengan solusi yang sedang yasmin coba tawarkan.


Untuk menggambarkan lebih jelas lagi bagaimana sih sebernarnya solusi produk yang Yasmin tawarkan ini. Begini lah kira-kira deskripsi dari produk Yasmin. 


Untuk step selanjutnya adalah membuat user journey sebelumnya bagaimana sih kira-kira orang-orang sebelum ditawarkan solusi yang baru ini.




 Dan dua ini adalah 3 kata yang mendeskripsikan bagaimana produk yasmin dan first tweetnyaaa :)



Step selanjutnya, dalam waktu 8 menit Yasmin membuat 8 desain mockup nantinya yang memegang produk yasmin akan melihat fitur2 apa saja.


And here's the landing page. Maafkan Yasmin yang memang agak gapaham masalah gambar menggambar yah hihi. Beginilah kira-kira produk yang yasmin tawarkan. Harapannya bisa benar-benar membantu banyak orang yah dalam membangun bisnisnya terutama anak muda yang sekarang diperkirakan akan terjadinya bonus demografi. 

Oiya step ini tanpa melalui tahap decide yah. Karena Yasmin memang melakukannya tanpa tim alias sendiri dan setelah step ini adalah pembuatan prototypenya. Oteweee bikin prototype :))))

Kamis, 16 Maret 2017

GoPreneur : Go Design Your Business

Kali ini Yasmin mau cerita tentang cara Yasmin menghabiskan weekend. Gajuga si. Jadi ceritanya Hari sabtu lalu, tepatnya tanggal 11 Maret 2016, Alhamdulillah dapat kesempatan mengikuti sebuah workshop berjudul "Go-Preneur" di Kampus tercinta yang bekerja sama dengan BEM dan Indigo. Jadi disana kita belajar banyak mengenai cara-cara mencari dan mengekseskusi ide-ide bisnis agar kemudian gacuma jadi sekedar jadi apa-apa yang sekedar terlintas dipikiran dan berlalu gitu aja.

Sebelum memulai seluruh rangkaian kegiatan satu hari kemaren itu, kita diminta untuk memilih, kira-kira dalam posisi bisnis kita berada di posisi apa. Yang posisinya itu dibagi 3, ada Hacker. Yaa taulah yang bagian koding-koding itu. Ada posisi Hustler, yaitu posisi dimana dia yang menjadi pemberi keputusan atau memliki banyak sekali ide-ide bisnis. Yang ketiga, (kosongin dulu, Yasmin lupa namanya hihi), itu sebuah posisi yang mengambil bagian untuk mendesain. Nah, Yasmin ambil Hustler. Bukan apa-apa sih. Terlebih karena Yasmin kurang paham desain, dan memilih angkat tangan untuk koding wkwkw

Di awal sesi kita disuguhi sebuah game yang bernama game OMSET. Jadi ceritanya kita dikasih uang receh sekitar 5 koin. Kemudian yaaa seperti meminta uang koin itu ke orang lain dengan cara bilang omset juga. Nanti dilihat siapa yang paling banyak mendapatkan koinnya. Nah dari game ini kita dapet tips bahwa dalam mengeksekusi bisnis sometimes kita harus proaktif. Proaktif dalam artian kita perlu diam sejenak, diantara sekitar ita yang heboh saling berebutan omset. dan berpikir. Kemudian baru melangkah. Dengan langkah yang lebar. Nice.

Nah, masuklah kita ke step-step dalam Desain Bisnis kita.

Yang pertama, UNDERSTAND,
Jadi kita diberikan beberapa kasus, atau permasalahan disekitar kita. kemudian disuruh untuk memilih kasus mana yang kita tertarik untuk menyelesaikannya. Pada saat itu yasmin memilih permasalahan tentang bahan baku makanan di Indonesia yang terbatas bagi masyarakat di Indonesianya sendiri. Dibagilah berkelompok2. Yang berkeinginan untuk menyelesaikan kasus yang sama maka disekelompokkan untuk kemudian mendiskusikan terobosan-terobosan baru yang mungkin diterima oleh pasar. 

Here's my group 
Kedua, DEFINE,
Di tahap kedua kita mencoba menerapkan strategi yang tepat terhadap kebutuhan pelanggan. Kita juga diminta mendeskripsikan bagaimana pelanggan atau user dapat menggunakan produk kita sesuai dengan keinginan mereka. Yaa intinya seperti men-spesialisasi lagi bagaimana sih prosuk yang kita maksud, yang kita ingin buat nanti. Kemudia kita juga diminta untuk menuliskan 3 kata yang menggambarkan produk kita dan membuat sebuah kalimat yang akan kita gunakan untuk mengenalkan produk kita. 

Juga termasuk mengidentifikasi produk kompetitor


Ketiga, DIVERGE,
Tahap ini kita diminta untuk membuat storyboard dari produk yang akan kita buat nantinya. Yaa seperti memvisualisakannya lah. Seperti membuat step-step bagaimana user menggunakan produk kita, menggambarkan landing page awal dari produk yang kita buat. Berimajinasi :)

Menggambar dalam 8 menit wkwk

Ini dia landing page yang coba Yasmin buat
Keempat adalah DECIDE,
Tahap dimana kita memilih dari sekian banyak ide, sekian banyak landing page yang coba kita buat secara individu tadi, kita bersama-sama memilih. Sebelumnya dipresentasikan dahulu ke setiap anggota kelompok.Yang setiap kelompok memiliki hak suara yang sama kecuali ketua kelompoknya yang memiliki hak lebih untuk menentukan dibanding yang lainnya. 

Kelima yaitu PROTOTYPE,
Setelah menentukan ide terbaik, kita diminta untuk membuat desain prototypenya. Apa itu? Yaa contoh gambaran dari produk kita. Seperti aplikasi software abal-abalannya gitu. Nah, disini kita kemaren diberikan demo dari pembuatan aplikasi (dalam bentuk prototype) dalam satu menit. Wah emang iya? Iyaa dong. Satu menit doangan. Serius. Yasmin juga awalnya takjub. Banget. wkwk. Yaa teknologi ya. 

The last but not least, VALIDATE,
Tahap terakhir dari rangkaian step-step mendesain sebuah bisnis adalah jangan lupa untuk memvalidasi. apakah benar produk kita ini bisa diterima oleh pasar. Atau apa benar produk kita benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan. Dengan membuat produk kecil-kecilan yang tidak memerlukan banyak biaya tentunya. Kan masih percobaan. Hal ini diperlukan agar kita tidak jadinya malah buang-buang biaya, tenaga, waktu juga untuk meluncurkan produk baru. Tapi masalahnya, tidak dibutuhkan sama pasar. Nanti siapa dong yang mau pake? Mengurangi kesempatan untuk rugi gitu ceritanya.

Dan yeaay, jadilah produk kita. 


Selasa, 14 Maret 2017

Just Keep Being You

Sebelumnya mari kita ucapkan hamdalah,

Alhamdulillahirobbil'alamin :)

basmalah juga deng,

Bismillahirrahmanirrahim.

Baik, basmalah karena memang kita harus memulai sesuatu dengan mengucapkan basmalah serta agar dimudahkan dan diiringi setiap ucapan, tingkah laku kita sama Allah. Kemudian hamdalah untuk
alhamdulillah sepertinya yasmin sudah benar-benar 'tercerahkan' mengenai passion yasmin sendiri yang sudah sejak lama sebenernya yasmin cari. tapi dia sembunyi. Ga deng. Yasmin aja yang ga sadar.

Sekarang waktunya kita bahas kondisi-kondisi yang yasmin alami, yang kondisi itu bertentangan dengan passion yang Yasmin miliki. Yaitu, the presenter or the performer or the entertainer. yaa intinya passion yasmi adalah dalam hal membawakan sesuatu. sebagai penyaji. entah itu kegiatan art, sampai sebuah acara atau event.

Kalau boleh flashback sedikit, merecall kegiatan-kegiatan yang yasmin merasa itu yasmin banget dan bener-bener yasmin gaada beban untuk ngejalaninnya sejak dulu di bangku SD. iya, sejak dulu memang suka 'langganan' disuruh tampil ini itu. Entah nge-MC, nyanyi (ehm walaupun suara pas2an ehe untung nyanyinya bareng si jadi ga seberapa keliatan), drama karena kebetulan gabung dalam ekskul teater, juga baca puisi. ah ini mah langganan banget kalo baca puisi sampe jadi pembaca puisi panggilan wkwk. karena sering diceritain juga sama bunda kalo bunda dulu juga suka banget membacakan puisi. jadi paling tidak kalo dirumah ada lah yang ngajarin. pada saat itu kepercayaan diri itu muncul dengan sendirinya. ketika sudah berada diatas panggung, serius, malah ga gugup. cuma sometimes suka takut lupa teks aja hihi.

Salah satu amanah ketika wisuda SD
Ketika memasuki dunia Sekolah Menegah, yang alhamdulillah yasmin memilih untuk melanjutkan ke sekolah berbasis pesantren di bawah kaki gunung banyak di kota Batu yang notabene berisi dengan ukhti-ukhti tanpa laki-laki kecuali memang beberapa ustadz yang mengajar. Yah selama hampir 6 tahun disana dan dengan aku yang masih dengan passion lamaku. Tentunya dengan pemahaman-pemahaman dan pembelajaran baru. Yasmin berubah dari sekedar pembaca puisi. Ya ga berubah si. Cuma mencoba ranah pembelajaran baru, yaitu news anchor atau pembaca berita. Ada juga si tari saman, tari kipas, dan tarian-tarian yang lainnya. Tapi memang saat itu aku benar-benar menyukai ketika aku menjadi pembaca berita. Engga kok, bukan di TV sekolah. Tapi saat lomba-lomba sering berpartisipasi.

Yang perlu digarisbawahi disini adalah sekolah yasmin yang 6 tahun ini adalah sekolah yang semuanya adalah perempuan. Bersyukur sekali dengan seperti itu yang bisa menjadikan yasmin yang sekarang dengan banyak sekali pembelajaran-pembelajaran terutama pembelajaran kehidupan. 

Sharing kepada adik-adik di SMA tentang dunia perkuliahan

Dan sekarang disinilah Yasmin. Dengan kondisi yang jauh berbeda ketika Yasmin berada di asrama, satu atap dengan segala tetek bengek perempuan selama 6 tahun, dan sekarang Yasmin harus memasuki dunia heterogen. Dengan orang-orang yang lebih bervariasi lagi. Yang yasmin rasakan adalah, Ya, Yasmin sekarang mungkin 'agak sedikit' kaget dengan pergantian kondisi yang yasmin hadapi dengan passion yang yasmin miliki. Karena Yasmin merasa terbiasa dengan tampil dihadapan para perempuan and that's really okay, but now its different. sometimes yasmin merasa bahwa pembelajaran2 yang yasmin terima selama ini ketika bersekolah 6 tahun ini adalah bahwa tidak seharusnya semua mata menuju atau melihat kearah yasmin. Kemudian inilah yang membuat yasmin seakan sedikit kurang memberanikan diri.

Namun, ketika sharing-sharing dengan beberapa teman, sahabat bahkan kakak mentor bahwa berdakwah adalah sesuai kemampuan kita dan tetaplah menjadi diri kita apa adanya. Ketika memang kemampuan dan keinginan yasmin adalah membawakan sesuatu, menyampaikan, maka bawakan, sampaikan. Berhubung cerewet juga hihi. Tentunya memang tanpa melanggar batasan2 yang ada atau dengan tetap memegang prinsip yang telah dipegang sebelumnya.

Akhirnya, sekarang Yasmin mulai berusaha kembali memberanikan diri menghadapi kondisi-kondisi yang baru ini. Karena tak selamanya kita berada di zona yang selalu sama. Akan terus berubah. Mulai bertanya-tanya tentang training-training public speaking agar yang disampaikan bisa lebih tertata kembali. Tentunya juga dibantu oleh teman-teman disekitar yasmin :)